Thursday, November 8, 2012

tentang menilai dan dinilai

i'm wondering.

i'm wondering why some people can easily say, "that's so childish!" or "eww... that's disgusting..." or "you're not better than me, thought!" althought those people ain't that good if they're compared with the ones that they comment to.

that's only the case.

hei, sebenernya kita kan tau kalo semua manusia itu ga sempurna, full of flaws althought there are so many people that looked so flawless. tapi kan kita ga bisa men-judge orang semau kita, sekehendak mulut kita mau ngomong apa. walapun pikiran kita berkata begitu, tapi ga perlu juga kali' diomongin. jatuhnya jadi rasan" alias ghibah. itu pun kalo bener. kalo salah? jadi fitnah!

memang, kata ning saya di pondok dulu, "manusia memang tidak sempurna. tapi apa salahnya kalo dia berbuat mendekati sempurna?" ya kalo saya bilang sih, ga salah, ning. namanya juga usaha. tapi itu bukan berarti menghilangkan ketidakmampuan yang ada. yang dimaksud dengan 'berbuat mendekati sempurna' itu berlaku baik pada siapa saja, berkhusnudzon pada semua makhluk Allah (yang, saya akui, susah sekali -_-), bertaqwa (terkadang kita melewatkan yang satu ini), menutupi kekurangan dengan kelebihan yang ada, dan lain-lain sesuai penafsiran pembaca sekalian. mengapa demikian? bayangkan jika manusia tidak paham akan arti kesempurnaan. mereka akan melakukan segala sesuatu dengan asal-asalan, tidak mau berusaha melakukan yang terbaik, acuh tak acuh akan usaha yang dilakukan, tidak peduli pada hasil akhir, dan lain sebagainya. sebaliknya, jika manusia terlalu terpaku pada kesempurnaan, manusia akan menganggap bahwa kekurangan yang semestinya wajar saja, adalah sebuah aib besar, cacat tak termaafkan, bahkan bisa membuat depresi. seakan sempurna adalah sesuatu yang wajib dan harus.

itulah mengapa, kita sebagai manusia harus paham bahwa ada kalanya kita harus berlaku mendekati sempurna, ada kalanya kita harus menerima kekurangan yang ada pada diri kita. balance sajalah. dan jangan terlalu muluk-muluk mengharapkan kesempurnaan yang hakikinya adalah milik Allah.

kemudian masalah menilai atau men-judge. manusia berhak menilai segala sesuatu dari pandangan subjektifnya, walaupun lebih baik melihat dari pandangan objektif. manusia boleh menilai segala sesuatu dari pandangannya sendiri. namun, tidak semua ha bisa dinilai begitu saja sesuai kehendak hati yang bersangkutan. bisa saja yang dilihat itu hanya luarnya. tanpa mengetahui hal yang sebenarnya dari dalam, dia tidak akan bisa melihat kebaikan dari sesuatu atau seseorang yang hanya dilihatnya sekilas. makanya mengapa ada istilah 'tabayyun' atau 'check and recheck' pada suatu permasalahan, agar kita bisa melihat sesuatu itu secara objektif.

lalu, masalah dinilai. manusia suka dinilai baik-baik dan tidak suka dinilai buruk. penilaian orang lain bisa menjadi suatu reputasi bagi seseorang. jika dikaitkan dengan sosiologi, hal ini disebut 'labelling theory', suatu teori yang menyatakan bahwa jika seseorang sudah terlanjur dinilai seperti itu oleh orang lain, maka ia akan cenderung bersikap seperti apa yang dijulukkan padanya. dan teori ini banyak terjadi di lingkungan saya. terkadang pun saya terkena labelling theory tersebut :P

nah, bagaimana menyikapi penilaian orang lain yang tidak mengenakkan?

santai saja. ambil positifnya. penilaian itu menandakan dia perhatian pada kita. atau dia iri pada kemampuan kita. atau memang kita tidak cocok berlaku seperti itu pada orang lain, sehingga penilaian itu bisa kita jadikan bahan introspeksi. jujur, saya suka dinilai dan dikritik. jika saya salah, saya lebih suka orang yang tau kesalahan saya itu berbicara langsung di hadapan saya walau akhirnya akan saya debat sedikit. namun, setelah itu saya akan sadar bahwa saya memang salah dan dia hanya mengingatkan saya. lebih baik seperti itu, daripada sindir-menyindir di jejaring sosial atau bahkan di dunia nyata.

dan kita ketika menilai, sebaiknya dengan penilaian objektif. lalu, gunakan kata-kata yang baik dan sopan. tidak ada yang ingin dicela, kan? lalu, jangan su'udzon atas apa yang dilakukan oleh orang yang tidak kita suka sikapnya itu. tabayyun dulu, pasti ada alasan mengapa dia bersikap seperti itu. kemudian, ingatkan dengan baik. sebaiknya jangan dibuat bahan omongan dengan orang lain. jika memang tidak ingin membicarakannya dengan orang tersebut, simpan saja dalam hati. jangan menyebarkan aib orang lain, karna karma itu ada dan berlaku untuk semua orang.

*sadar*

kok kata-kataku jadi baku semua ya? ("--)a

yaudah lah, guys. gitu aja. just share, no offense :)

No comments:

Post a Comment