Wednesday, January 22, 2014

dilema mahasiswa

nah, akhirnya... setelah memutuskan untuk menelantarkan blog ini, saya kembali mengisi blog ini dengan sebuah posting yang semoga menjadi perhatian kita semua. mengapa saya memutuskan untuk menelantarkan blog ini? yah... karena saya sadar saya tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi blog ini dengan apa pun yang bisa saya tuangkan di sini, entah karena tidak ada ide atau karena memang malas.

oke. jadi, di sini saya akan membahas sesuatu yang berkaitan dengan kemahasiswaan. bukan, bukan salah satu ruangan di fakultas yang berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam hal akademik, tapi lebih kepada pribadi mahasiswanya itu sendiri. kebetulan, saya adalah mahasiswa yang tengah menjalani liburan sekian minggu atas keberhasilan saya melalui semester 3. saya tengah menanti nilai yang akan keluar, dan tentu saja, saya mengharapkan akan mendapatkan IP 3,5 ke atas seperti semester-semester terdahulu (ceileh, sombong kali').

ngomong-ngomong, kenapa kok ngomongin mahasiswa dan kenapa nyebut-nyebut IP? bukankan menyebut IP adalah saru? kata siapa? (ceritanya ngomong sendiri) jadi, saya terinspirasi membuat posting ini (btw posting bahasa indonesianya apa yak? kok saya ga enak sendiri pake kata posting) setelah melihat salah satu thread di kaskus (selama ini saya silent reader, maaf ya) yang menggelitik indra sarkasme saya. bukan, bukannya sinis dengan isi thread tersebut, melainkan saya hanya ingin meluruskan sedikit atas apa yang ada di situ. bukan meluruskan, sih, tepatnya. namun, lebih kepada ingin curhat sedikit. yah, pokoknya gitu. baca aja sampe abis.

bagi yang malas untuk membuka thread tersebut, saya akan ceritakan sedikit tentang apa isi thread tersebut, dan kaitannya dengan judul posting ini. namun, akan lebih baik jika saudara membaca thread tersebut sebelumnya.

judul dari thread tersebut adalah, Bagi Mahasiswa yang CUMA Bangga Sama IP 3,5 [Wajib Baca]. oke, sebenarnya kata "yang" di sana dikapital huruf awalnya. cuman, karena saya adalah murid dan mahasiswa yang gatal melihat kesalahan penulisan EYD (apa seh, pi...), jadi di sini saya benarkan. dan, ya, kata "cuma" di situ di-capslock. ya seperti itu.

cukup dengan kritik atas judul. karena saya tergelitik dengan judul tersebut, alhasil saya baca thread tersebut. jujur, saya memang bangga ketika mendapatkan IP 3,5 ke atas, dan itu adalah patokan saya untuk memotivasi agar di semester tersebut saya tidak mendapati nilai saya merosot. yah, walaupun belum sepenuhnya berhasil (dalam artian masih saja ada kemerosotan nilai), tetap saja saya akan bangga dengan nilai begitu.

ketika saya mulai membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, saya tertegun. jadi, garis besar isi thread tersebut adalah kebanyakan mahasiswa sekarang ini lebih mementingkan nilai akademik daripada kegiatan di luar perkuliahan, dibanding dengan zaman pak soeharto yang para mahasiswanya lebih vokal dan berani serta lebih memikirkan nasib bangsa daripada hanya berkutat pada nilai dan perkuliahan saja. yah, walaupun si pembuat thread ini ga menyalahkan mahasiswa sepenuhnya dan lebih menyalahkan sistem, tapi kesannya kayak kita sebagai mahasiswa itu harus lebih membantu bangsa agar bangsa kita ga jadi kacung di negeri sendiri (oke, istilah ini saya ambil di thread tersebut). ya memang, mahasiswa itu the agent of change, agen perubahan. namun, kita jangan lihat dari kesalahan sistem saja. bisa jadi, si mahasiswa hanya berkutat pada nilai karena orangtuanya yang meminta, atau memang dia dibatasi harus kuliah-pulang saja, tidak boleh mengikuti kegiatan yang lain, dan lain sebagainya. menurut saya, jangan terus-menerus menyalahkan sistem. kita belum melihat dari sisi si mahasiswa dan lingkungan di sekitarnya juga. janganlah berbicara yang besar dulu. coba selesaikan yang kecil, semisal memang orangtuanya over protective atau memang orangtuanya hanya mengharapkan nilai bagus dari dia, apa salahnya? toh, ga merugikan negara juga. negara emang sudah rugi puluhan triliun dari jaman awal dikenalkannya korupsi kepada pemimpin-pemimpin negara ini. masih menyalahkan mahasiswa yang CUMA bangga dengan IP 3,5?

memang, saya adalah salah satu contoh mahasiswa yang kuliah-pulang-kadang seneng-seneng sama temen. saya ga bisa memungkiri, karena memang orangtua saya agak membatasi ruang gerak saya. yang membuat saya tetap bersyukur adalah orangtua saya tetap memperbolehkan saya kuliah sampai setinggi-tingginya. kalau saya mau, saya bisa saja kan tidak kuliah dan diam di rumah membantu orangtua saya sehingga saya tidak akan dicap sebagai mahasiswa yang hanya bangga dengan IP 3,5? tapi, memang itulah harapan orangtua saya, saya kuliah dan mendapatkan nilai baik, lulus, setelah itu terserah saya mau apa. memang, saya sebagai mahasiswa kadang menyesali mengapa saya tidak bisa seaktif teman-teman yang ikut organisasi ini itu dan sebagainya, dan menyesali mengapa saya tidak bisa mengubah keadaan bangsa yang kondisinya tidak lebih baik ini. namun, saya bisa apa? yang bisa saya lakukan adalah lulus kuliah dengan nilai baik sesuai keinginan orangtua saya, lalu menghasilkan generasi yang lebih baik dan tidak mudah dibohongi seperti generasi yang ada sekarang. begitu saja sebetulnya.

jadi, menurut saya, janganlah menyalahkan satu dua pihak dari sisi yang hanya kita lihat. kita seharusnya melihat sisi yang tak terlihat juga untuk bisa beropini secara netral. namun, saya tidak menyalahkan pembuat thread tersebut karena dia juga sedang beropini. saya pun, bisa jadi, hanya melihat satu sisi saja tanpa melihat sisi lainnya. oleh sebab itu, saya membutuhkan banyak sekali masukan dan inspirasi untuk membenarkan jalan pikiran saya ini, sehingga saya tidak menjadi orang yang berpikir sempit.

nah, ada pertanyaan? ada sanggahan? silakan berkomentar :)